VIDEO: Pengajian Ulama “Mewaspadai Bahaya Gerakan Sempalan ISIS” Syaikh Ali bin Hasan Al-Halaby.
29 Maret 2015 Tinggalkan komentar
Mengikuti Petunjuknya Shalafush Sholeh
27 Maret 2015 Tinggalkan komentar
Assalamu’alaikum. Saya mempunyai suami, di mana dia melarang saya (istri) untuk membuka dan melihat benda-benda (HP, dompet, tas) yang sekiranya itu merupakan area privasi atau pribadi bagi dia dilarang untuk dibuka atau dilihat untuk diketahui isinya. Pertanyaan saya :
Ummu Abdillah, + xxx Baca pos ini lebih lanjut
24 Maret 2015 Tinggalkan komentar
Terkadang kita tidak terlalu memperhatikan atau menganggap biasa saja/sepele jika kita mendengarnya, akan tetapi syariat yang sempurna ini telah mengatur dan memberi petunjuk ketika kita mendengar suara-suara ini.
Ketika mendengar anjing mengonggong dan ringkikan keledai malam hari
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Baca pos ini lebih lanjut
20 Maret 2015 Tinggalkan komentar
Fikih Qadhaa’il Haajah (Buang Air)
Ada seseorang yang berkata kepada Salman radhiyallahu ‘anhu: “Apakah Nabi kalian shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan segala sesuatu sampai masalah buang air?” Ia menjawab:
أَجَلْ لَقَدْ نَهَانَا أَنْ نَسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةَ لِغَائِطٍ أَوْ بَوْلٍ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِىَ بِالْيَمِينِ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِىَ بِأَقَلَّ مِنْ ثَلاَثَةِ أَحْجَارٍ أَوْ أَنْ نَسْتَنْجِىَ بِرَجِيعٍ أَوْ بِعَظْمٍ .
“Ya, Beliau melarang kami buang air besar atau buang air kecil menghadap kiblat, beristinja’ dengan tangan kanan, beristinja’ dengan batu yang kurang dari tiga buah dan beristinja’ dengan kotoran binatang [Termasuk semua yang najis] atau tulang.” (HR. Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi)
Hadits ini menunjukkan lengkapnya agama Islam, di mana agama ini saking lengkapnya sampai mengatur masalah buang air. Berikut ini contoh aturan (adab) Islam yang perlu diperhatikan ketika seseorang buang air:
18 Maret 2015 Tinggalkan komentar
Yang lagi demam AKIK, apa tujuan Anda memakainya…
======
1. Jika tujuan Anda meniru Nabi -shollallohu alaihi wasallam-, ketahuilah bahwa beliau memakainya karena tuntutan keadaan, kalau saja bukan karena tuntutan tentu beliau tidak mengenakannya, cobalah perhatikan hadits berikut: Baca pos ini lebih lanjut
14 Maret 2015 Tinggalkan komentar
Manusia tidak lepas dari kesalahan, besar maupun kecil, disadari maupun tanpa disengaja. Apalagi jika hawa nafsu mendominasi jiwanya. Ia akan menjadi bulan-bulanan berbuat kemaksiatan. Ketaatan, seolah tidak memiliki nilai berarti.
Meski manusia dirundung oleh kemaksiatan dan dosa menumpuk, bukan berarti tak ada lagi pintu untuk memperbaiki diri. Karena, betapapun menggunung perbuatan maksiat seorang hamba, namun pintu rahmat selalu terbuka. Manusia diberi kesempatan untuk memperbaiki diri. Yaitu dengan bertaubat dari perbuatan-perbuatan yang bisa mengantarkannya ke jurang neraka. Taubat yang dilakukan haruslah total, yang dikenal dengan taubat nashuha. Baca pos ini lebih lanjut
8 Maret 2015 Tinggalkan komentar
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Pelaku kriminal yang menyerang jiwa, atau merampas harta dengan senjata, atau merusak kehormatan wanita dengan ancaman senjata, diistilahkan ulama dengan Quttha’ at-Thariq [arab: قطاع الطريق]. Di tempat kita disebut begal atau penyamun.
Secara umum, menghentikan aksi perampok, dapat kita kelompokkan menjadi dua, Baca pos ini lebih lanjut
4 Maret 2015 2 Komentar
Suasana tenang akan mendadak berubah tatkala suara kentut terdengar di suatu tempat. Tipe suaranya yang khas kerap kali sukses memecah keheningan dan mengundang perhatian orang-orang yang tengah serius dengan kesibukannya. Keadaan pun menjadi riuh dan gaduh.
Walaupun merupakan bagian yang normal dari sistem pencernaan dalam tubuh manusia, kentut atau gas buang pencernaan menyebabkan munculnya respon yang bermacam-macam. Menertawakan atau tersenyum-senyum termasuk salah satu respon yang kerap disaksikan terhadap pelaku buang gas yang kadang tidak terdeteksi. Baca pos ini lebih lanjut
2 Maret 2015 Tinggalkan komentar
Lau kaana khoiron lasabaquuna ilaih… (Seandainya itu baik, tentu mereka para salaf telah mendahului kita).
=======
Ya… Inilah kaidah yg sangat AMPUH untuk menjawab semua amalan bid’ah dalam agama.
Sekuat apapun dalil mereka untuk melegalkan amalan bid’ah, pasti bisa kita jawab dengan perkataan di atas: “Seandainya itu baik, tentu mereka para salaf telah mendahului kita”.
Karena tidak mungkin kita lebih ALIM dari mereka dalam masalah agama, dan tidak mungkin kita lebih SEMANGAT dari mereka dalam mengamalkan kebaikan, sehingga tidak mungkin ada amal kebaikan yg tidak pernah diamalkan oleh mereka para generasi salaf.
Kalau ada yg mengatakan, mana dalil kaedah di atas?!
Komentar Terbaru